Mau Jadi Apa, Harus Baca Apa?

Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Quran dan Tafsir (HMP IQT) mengadakan Studium Generale dengan tema “Mau Jadi Apa, Harus Baca Apa?” Acara ini merupakan materi pertama dari serangkaian acara Mentoreading, yaitu kelas membaca intensif “Mentoreading” HMP IQT yang bertujuan memperbaiki kemampuan membaca. Studium General ini diadakan secara luring pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 dan dihadiri kurang lebih 25 partisipan.

Kegiatan yang dilaksanakan di ruang 305, Gedung Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Muhammadiyah Surakarta ini diawali dengan pembukaan oleh Master of Ceremony, Muhammad Azizi. Lalu dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Muhammad Daffa Maulana. Acara berikutnya adalah sambutan oleh ketua panitia, yaitu Salhan Ainul Ramadhan. Salhan menyampaikan bahwa Mentoreading merupakan kegiatan perdana yang diselenggarakan HMP IQT. Kegiatan Mentoreading ini akan dilaksanakan hingga 25 Agustus 2022 dengan total 8 kali pertemuan, yaitu setiap Kamis sekitar jam 08.00 sampai  selesai. Lain hal itu, kegiatan ini juga diberikan penugasan guna pengembangan diri peserta akan pentingnya membaca.

Sambutan yang kedua diberikan oleh Muhammad Zidanul Akhsan selaku Ketua Umum HMP IQT. Zidanul menyampaikan bahwasanya, “Indonesia merupakan negara yang literasinya rendah, yakni peringkat kedua dari bawah, ini merupakan kondisi yang harus diperhatikan.” Pada sambutannya ia juga mengutip perkataan Buya Syafi’i Ma’arif, “Seandainya Iblis menulis dan menerbitkan buku sekalipun, kita harus membacanya.”

Acara berikutnya dilanjutkan sambutan dari Kaprodi IQT, yaitu Andri Nirwana, M. Ag, pH. D. Beliau menyampaikan bahwa sebisa mungkin dari Divisi RPK (Riset Pengembangan dan Keilmuan) agar bisa menyediakan buku-buku. Harapan atau output kegiatan ini adalah bisa memiliki library corner.

Sesi berikutnya adalah penyampaian materi oleh Dosen Arsitektur UMS, yaitu Andika Saputra, S. T, M. SC. dan dimoderatori oleh Firman Syah. Dalam materinya, beliau menyampaikan mengenai pentingnya membaca, membaca tidak sekadar merangkai kata, tetapi membaca memiliki suatu teknis. Selain itu, pada kegiatan ini pemateri juga menyampaikan bahwa membaca itu seperti mengasah pedang atau pisau, begitu didiamkan akan tumpul atau hilang. Pada kesempatan itu, pemateri juga berpesan untuk tidak membaca semua buku, tetapi membaca buku yang sesuai dengan bayangan di masa depan, nantinya mau menjadi apa. Semisal ingin menjadi arsitek maka list buku yang akan dibaca adalah buku yang berkenaan dengan arsitek. “Maka prioritaskan apa yang harus dibaca, apa yang harus dikesampingkan.” Pesan pemateri.

Kegiatan Studium Generale ini berjalan dengan lancar. Pemateri membawakan materinya secara menarik dan diskusi tanya jawab antar pemateri maupun peserta menambah antusias kegiatan pagi itu.

Panitia Mentoreading, Firman Syah berharap, setelah kegiatan ini peserta mengetahui bagaimana cara membaca yang baik. Menyadari bahwa waktu yang terbatas tidak memungkinkan untuk membaca semua buku yg kita jumpai. Oleh karenanya, ada salah satu materi yaitu, “menakar kualitas buku” dari situ peserta bisa mengetahui mana buku yang bagus, mana buku yang tidak bagus, mana buku yang nyambung dengan tujuan kita, mana yang tidak. Firman Syah juga menambahkan, “Harapannya ke peserta bukan sekadar ‘mengetahui’ tetapi juga mempraktikkan. Karena program kita intensif selama kurang lebih 3 bulan, ada penugasan juga. Bagi peserta yg tidak memenuhi kontrak belajar ya kita keluarkan dari program, sehingga iklim kelas tetap kondusif.”