Tabligh Akbar UMS Bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah
Sebagai rangkaian kegiatan Gema Kampus Ramadhan 1349H, Universitas Muhammadiyah Surakarta kembali menyelenggarakan acara Tabligh Akbar. Dalam kesempatan kali ini, acara tersebut diisi langsung oleh pembicara dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu Dr. Haedar Nasir, M.Si. Acara tersebut dilaksankan pada hari Rabu, 6 Juni 2018, dimulai pukul 20.00 sampai 21.30 WIB bertempat di Masjid Hj. Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS.
Pada acara tabligh akbar kali ini mengangkat sebuah tema “Spirit Ramadhan Untuk Indonesia Berkemajuan”. Tabligh Akbar tersebut dihadiri oleh seluruh civitas akademika UMS dan warga Muhammadiyah sekitar UMS. Acara Tabligh Akbar berjalan dengan lancar dan kondusif dari awal hingga akhir. Jama’ah Pengajian terlihat antusias untuk mendengarkan ceramah dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muammadiyah tersebut.
Sesuai dengan tema tabligh akbar pada malam hari itu, dalam ceramahnya Dr. Haedar Nasir, M.Si. menyampaikan pesan kepada seluruh jama’ah, bahwa hendaknya seluruh ibadah kita harus semakin bisa meningkatkan kualitas diri seorang muslim. Sehingga dalam segala aktivitas dunia kita tetap tidak melupakan urusan akhirat. Selain itu Dr. Haedar Nasir, M.Si. berharap, Muhammadiyah melalui lembaga pendidikannya termasuk UMS, bisa melahirkan generasi-generasi emas yang berakhlak mulia sehingga benar-benar bisa mewujudkan islam yang moderat, islam yang tengahan, islam yang wasathiyah dan terakhir islam yang berkemajuan.
Tidak hanya berbicara yang berkaitan dengan tema Tabligh Akbar, sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Haedar Nasir, M.Si. juga mengomentari fenomena radikalisme yang kian marak terjadi akhir-akhir ini. Menurutnya radikalisme kemungkinan bisa terjadi disemua tempat entah dimanapun, sehingga cara penanganannya memerlukan kerjasama antar semua pihak baik dari Pemerintah, Kepolisian, TNI dan seluru lapisan masyarakat itu sendiri, tetapi tetap dengan suasana yang tenang dan tidak mencekam. “Muhammadiyah menolak segala bentuk radikalisme baik dalam bentuk ideologi maupun politik atau bentuk lainnya” pungkasnya. (Risqi-ums.ac.id)