Jum’at, (28/12/17). Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Agama Islam UMS menyelenggarakan Konferensi Mahasiswa (KONFERMA) yang bertempatkan di ruang A 305 gedung FAI. Konferensi Mahasiswa (KONFERMA) merupakan agenda pelaporan pertanggung jawaban dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) selama satu periode kepada mahasiswa Fakultas Agama Islam pada umumnya. Adapaun Konferensi Mahasiswa itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 29-30 Desember 2017.
Konferensi Mahasiswa (KONFERMA) ini mengusung tema “ Menyatukan Visi, Memberikan Solusi Untuk FAI Yang Berkemajuan”. Zulfikar selaku ketua umum Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FAI, menjelaskan maksud dari tema ini adalah selama ini ormawa itu identik dengan konstruksi gerakannya masing-masing. Makanya kita perlu yang namanyanya Student Goverment itu harus satu visi untuk membingkai grand design yang sama meskipun pola bergeraknya tetap berbeda. Disitu, pasti ada yang namanya sinergitas antara program yang dilaksnakan oleh lembaga legislatif, eksekuif maupun lembaga-lembaga yang lain termasuk juga dengan bagaimana menyinergikan antara program yang dilaksasnakan oleh ORMAWA dan juga program yang dilaksanakan oleh fakultas.
Ia juga menambahkan, “tujuan utama Konferensi Mahasiswa (KONFERMA) adalah tetap kita merancang bagaimana grand design AD/ART itu sendiri terus kita memberikan solusi terhadap permasalah-permasalah yang sudah dihadapi selama satu periode dan juga minimal kita menghasilkan keputusan yang bisa untuk memajukan, karena disitulah wadah kemajuan untuk mahasiswa FAI itu sendiri. Karena, memang yang menjadikan landasan bagi pola gerak mahasiswa FAI adalah mereka harus bisa berani berkarya, bukan perkara mereka merasa bisa tapi mereka juga harus bisa merasa untuk bisa selalu berkarya”. –ujarnya
Dr. Syamsul Hidayat, selaku Dekan FAI dalam sambutan pembukaan Konferensi Mahasiswa (KONFERMA) mengatakan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah kader Muhammadiyah.
“seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta lebih khususnya di Fakultas Agama Islam adalah kader Muhmmadiyah secara de fiured adalah kader Muhammadiyah, adapun secara de facto masih tergantung kepada pribadi masing-masing. Tapi, bagaimana ORMAWA inilah yang bisa mendekatkan antara de fiured dan de facto”. –ungkapnya (rep-islamikaonline)