Bedah Jurnal: Konsep Profetik Kunto Wijoyo dengan Manajemen Pendidikan Islam

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Agama Islam mengadakan acara Webinar Bedah Jurnal dengan tema “Konsep Profetik Kunto Wijoyo dengan Manajeen Pendidikan Islam” Acara tesebut diselenggarakan pada hari Kamis, 30 September 2021 pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai. Webinar tersebut dihadiri oleh pemateri Latifah Nur Chasanah (Staf Bidang Internal HMP PAI UMS) dan Nada Aqila Rosyada (Staf Bidang Kaderisasi HMP PAI UMS). Dimoderatori oleh Santi Widyaningsih, Berlangsungnya acara melalui platform Zoom Meeting dihadiri sekitar kurang lebih 80 partisipan.

Pemateri pertama menyampaikan mengenai, Teori Profetik. Pemateri menjelaskan bahwa teori profetik berasal dari bahasa inggris prophetical yang mempunyai makna Kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang Nabi. Istilah profetik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “kenabian” atau ramalan. Istilah profetik pertama kali dipopulerkan oleh Muhammad Iqbaal dan Roger Garaudy seorang Filosof Prancis yang kemudian masuk Islam. Beliau terispirasi dari dari QS Al-Imron(3): 110. Kemudian pemateri juga menjelaskan mengenai humanisasi yang merupakan deriviasi dari amar ma’ruf yang mengandung pengertian kemanusiaan manusia yang makna asalnya adalah mengajak atau menegakkan kebaikan. Selanjutnya liberalisasi yang merupakan upaya membebaskan manusia dari belenggu sistem pengetahuan, sosial, ekonomi, dan politik. Transedensi merupakan unsur terpenting dari ajaran sosial islam yang terkandung dalam Ilmu Sosial Profetik dan sekaligus menjadi dasar dari dua unsur lainnya.

Pemateri kedua menyampaikan mengenai manajemen pendidikan islam sebagai rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Rangkaian kegiatan ini berupa proses pengelolaan usaha kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar efektif dan efisien. Selanjutnya, Kuntowijoyo memilih semangat profetik dalam memanejemen pendidikan islam karena pendidikan di Indonesia mengalami krisis manajerial itu sendiri. Pendidikan islam di Indonesia mengalami kemunduran, tertinggal, dsb. Sehingga Kuntowijoyo ingin mengembalikan dan memakmurkan sekolah-sekolah Islam yang ada di Indonesia.