Program Doktoral, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (FAI UMS), melakukan sidang terbuka bagi Promovendus Hermawan, sebagai salah satu syarat kelulusan, serta Pengukuhan Kelulusan Doktor dengan luaran publikasi jurnal internasional bereputasi, kepada Suwarsono. Sidang ini digelar di Ruang Seminar Gedung Pascasarjana UMS, pada Rabu (24/7).
Disertasi yang dipromotori oleh Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, M. Ag., dan ko-promotor Dr. Imran Rosyadi, M.Ag., ini mengangkat isu integrasi multikulturalisme dalam desain pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di UMS.
Hermawan menyebutkan, setidaknya ada tiga nilai pokok multikultural di antaranya, demokrasi, kesetaraan, dan sikap sosial yang menjadi landasan teori pada penelitiannya.
“AIK di UMS itu memiliki sejarah yang panjang, sehingga banyak sekali kelebihan AIK disini,” ucap Hermawan.
Dia juga menjelaskan terdapat faktor pendukung integrasi multikulturalisme pada desain pembelajaran AIK di UMS yaitu dengan adanya peningkatan kompetensi dosen, strategi pembelajaran yang tepat, antusias mahasiswa, dan sarana prasarana yang memadai.
Sidang dihadiri oleh lima penguji yakni Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr. Tafsir, M.Ag., Prof. Dr. Abdul Munir Mulkan, SU., Prof. M. Farid Wajdi, MM., Ph.D., Prof. Dr. Waston, M.Hum., dan Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag.
Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si selaku Ketua Senat, mengumumkan hasil sidang senat terbuka Promovendus Hermawan, dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93 dengan predikat cumlaude, dan Suwarsono dengan IPK sebesar 4.00 dengan predikat suma-cumlaude.
Dalam sambutannya mewakili universitas, Sofyan Anif berpesan kepada doktor baru untuk menunjukkan kontribusinya kepada kampus, yang mana terdapat empat tuntutan sebagai dosen di Muhammadiyah, yakni pengajaran, penilitian (termasuk publikasi ilmiah bereputasi internasional), pengabdian, dan AIK.
“Empat tuntutan yang holistik ini, kita jadikan modal untuk memberikan kontribusi ke persyarikatan. Dan tentu menjadi kontribusi kepada bangsa dan negara di bidang pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM),” jelas Sofyan.
Sofyan menuturkan, SDM menjadi pilar utama lembaga pendidikan tinggi.
“semakin banyak doktor, semakin baik saya rasa. Kita punya delapan program doktor, dan sedang menaikkan reputasi internasional. Karena kita punya visi pada 2029 sudah mencapai World Class University,” lanjut Sofyan. (Eva/Humas)